East Java Fashion Harmony 2024 di Tulungagung Luncurkan Batik Omah Budoyo
- admin
- 0
TULUNGAGUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan motif batik yang diberi Batik Omah Budoyo. Peluncuran dilakukan di event East Java Fashion Harmony (EJFH) 2024 di Pantai Midodaren Kabupaten Tulungagung.
Motif Batik Omah Budoyo memiliki makna filosofi lingkungan dan sifat kehidupan masyarakat Jawa Timur yang diwakili omah atau rumah tradisional Jawa Timur dan budoyo sebagai simbol karakter masyarakatnya.
“Motif batik ini merupakan kesatuan dari ragam motif yang bernuansa budaya khas masyarakat Jawa Timur. Secara garis besar, motif tersebut juga memuat unsur cagar budaya berupa bangunan dan flora yang mempunyai nilai filosofi,” kata Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat membuka EJFH 2024.
Filosofi kental dari Batik tersebut, menurut Adhy, sudah melalui proses kurasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan para ahli batik di Jawa Timur.
“Semoga karya wastra ini dapat mengangkat perekonomian Jatim karena EJFH dan lahirnya motif batik Omah Budoyo ini merupakan salah satu prestasi Jawa Timur,”
Adhy juga menyerahkan alat cap Batik Omah Budoyo kepada empat Kepala Perangkat Daerah Jawa Timur.
Keempatnya yaitu kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kepala Dinas Sosial, kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan, serta kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.
“Penyerahan ini merupakan simbol bahwa nantinya instansi tersebut akan membantu proses pelestarian dan produksi dari Batik Omah Budoyo Jawa Timur,”
East Java Fashion Harmony
EJFH secara konsisten telah diselenggarakan enam tahun berturut-turut sejak tahun 2019. Bahkan selama empat tahun ini masuk ke dalam Karisma Event Nusantara (KEN) yang merupakan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan, EJFH menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN).
“EJFH telah mendapat apresiasi nasional. Maka Kemenparekraf akan meningkatkannya jadi internasional untuk kedepannya. Apalagi, event ini menjadi kontributor utama ekonomi kreatif kita sebesar 62 persen,”
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim Evy Afianasari mengatakan, EJFH 2024 mengangkat tema “RISE OF REMINISCENCE” yang berarti kenangan (Tenun) yang akan dihidupkan kembali.
Tema tenun sengaja diangkat karena perkembangan wastra tenun dianggap masih lambat dibandingkan dengan produk batik.
“Kita ingin angkat wastra tenun agar perkembangannya bisa seperti batik Jatim yang sudah mendunia,”